Monday, September 8, 2014

MUD Dr.Os

MUD ALA Dr.Oss

PROTEIN-AA, SWEETENER-SPICES DAN EMULSIFIER

Prinsip mud “trigger”… sebetulnya simple... CMIIW yaaa.. Awal membuatnya, waktu sudah jadi… terlihat seperti lumpur, dibuat gaya, di bahasa Inggris kan, jadi “mud” Yang dimaksud dengan “trigger” (pemicu) ialah segala sesuatu yang sinyal kimianya akan merangsang ikan untuk makan, karena secara alamiah-naluriah ikan merasa bahwa bahan ini bermanfaat untuknya.

Ini untuk melengkapi alur…. Instant attractant –> (Triggers) –> Balanced Nutritional Value Sebetulnya, tanpa kita sadari, pemicu-pemicu ini sudah kita pakai pada saat membuat umpan andalan. Maka, sebenarnya awal pemikiran pembuatan mud ini ialah hanya untuk melengkapi. Dengan tambahan mud, bisa berharap bahwa pemicu yang ada pada umpan menjadi lebih lengkap dan cukup baik dari segi jenis serta jumlah sehingga umpan akan semakin merangsang ikan. Dulu itu… banyak memakai bahan2 yang lumayan harganya (karena ingin zat asli) sehingga timbul kesan bahwa racikan mud itu rahasia. Tapi kalau mau dikatakan ilmu, harus tidak boleh begitu, setiap orang yang berminat akan bisa mengerti dan melakukan / membuatnya.

Membuat mud seperti membuat umpan, karena bahan-bahannya sebetulnya bahan-bahan umpan, tetapi tanpa pengeras…..maka bisa dikatakan…. mud dasar itu sebetulnya umpan tanpa pengeras.Juga ngga pernah dihitung-hitung nilai gizinya... Bahan-bahannya diambil dari bahan asli atau hasil ekstraksinya, karena tujuannya ialah mengambil zat yang terkandung di bahan itu, yang oleh ikan dinilai bermanfaat.

Kalau kita ingin membuat mud, harus tahu zat terkandung yang ingin diambil, bisa seperti sulit, tetapi dengan demikian pengetahuan dan pengertian tentang unsur-unsur bahan yang bisa dibuat menjadi umpan akan menjadi semakin baik. Selama ini, saya bolak-balik menyusun macam2 campuran bahan mud, tujuannya supaya bisa membuatnya dari bahan-bahan yang mudah dan murah. Tapi tetap ada yang berdasarkan ‘feeling’, misalnya… kalau saya ditanya tentang dosis bahan yang dipakai, bisa jadi jawabannya… ”berdasar perasaan aja..” Bukan rahasia, memang kadar yang pasti saya juga masih belum tahu. Karena ini maka berat bahan yang dipakai, kadang-kadang berubah-ubah, kecuali yang diyakini memang bagus…..CMIIW…..

Sifat fisik yang dipunyai mud ialah tingkat keluruhan yang tinggi, ini maksudnya supaya bahan / zat yang berkhasiat dapat segera tersebar dan diketahui ikan. Seharusnya dispersinya juga bisa cepat dan jauh… tapi ini pada saat proses pembuatannya jadi terhambat, maka biasanya dilengkapi saat “finishing” Keluruhan (break down): Keluruhan disebut tinggi, artinya jika mud dimasukkan ke dalam air, akan segera hancur,jika ditaruh di wadah kemudian dibilas, mud akan mudah /segera lepas…

Yang meningkatkan keluruhan ialah emulsifier, protein, mineral, abu dan zat yang higroskopis / menarik air, misalnya gula, garam dan gliserin. Beberapa di antaranya juga bersifat ‘trigger’
Contoh emulsifier ialah sabun, susu, kuning telur, Gom arab dan pengembang makanan, misalnya TBM, Ovalet, SP, VX dll.

Yang menyebabkan keluruhan macet (sulit meluruh) ialah karbohidrat (KH / zat tepung), zat perekat dan lemak (minyak, kecuali atsiri). Padahal beberapa di antaranya juga bersifat trigger… KH biasanya dipakai sebagai ‘binder’ untuk membentuk umpan, ini alasan mengapa mud tidak memakai KH. Perekat pasti menyulitkan keluruhan, ini akibat mencegah penyerapan air atau sifat polaritas yang tarik menarik kuat. Perekat food grade bisa dari tanaman, juga biasanya golongan KH, misalnya aci, sagu, ketan dll, yang sebetulnya sering dipakai sebagai binder.

Sebenarnya dengan berjalannya waktu, perekat nabati bisa menjadi higroskopis, akan menarik air dan membuatnya luruh, tapi karena makan waktu lama, sebaiknya tidak usah dipakai. Perekat dari hewan biasanya lebih stabil, membuat keluruhan semakin macet, contohnya gelatin, ini saya ngga pernah pakai dipembuatan mud…. Lemak akan menyulitkan penyerapan air , membuat sulit luruh. Tapi dari segi lain, Untuk ‘halo-halo’… dispersi…. maka lemak / minyak harus ada, supaya tidak mengganggu keluruhan harus dilengkapi dengan emulsifier supaya menjadi emulsi yang stabil.

Untuk ‘halo-halo’ maka yang penting ialah kemampuan dispersi. Dispersi ini akan menyebarkan zat berkhasiat dan aroma pada mud (ini ngga yakin, apa ikan suka aroma mud ?). Untuk dispersi diperlukan ‘carrier’ (pembawa), sering dikelompokkan jadi basik air (water base) dan basik minyak (oil base). Sejujurnya.. mud lemah dari segi dispersi , karena basik air biasanya menyebar tidak terlalu luas dan basik minyaknya sudah sebagian diubah menjadi emulsi, dengan akibat penyebarannya menjadi tidak luas, mengakalinya biasanya di akhir nanti, saat ‘finishing’ mud….

Pemicu yang dilaporkan sering kali berhasil mengumpulkan ikan dan merangsang ikan segera makan banyak macamnya, sehingga produsen di negeri sono membuat macam-macam atraktan, tapi yang sudah dicoba diaplikasikan untuk mud dan cukup bagus ialah asam amino, vanillin, butirat, pemanis, garam, rempah2, atsiri, khitin, lesitin dan “fish oil” ........

Yang diperhatikan saat membuat mud..... sedapat mungkin harus bersih, maksudnya supaya steril.... ini karena mud dibuat dari bahan asli, walaupun ternyata ada bahan-bahan yang bersifat antiseptik dan antibiotik tetapi tetap ngga bisa mencegah tumbuhnya jamur. Ini mungkin yang berbeda dengan oplosan esens, karena di mud ada bahan yang bernilai penting untuk nutrisi bagi aktifitas organ2... Mud dimulai dengan membuat sumber asam amino, yang bagus dari asal hewani.

Banyak bahan sudah dicoba, tapi yang saya suka... ialah kroto, infus asam amino, anchovy (teri) dan tepung asam amino (dapet dari kang Yuli). Proses ini karena sama.... sekalian dengan sumber khitin. Kebiasaan... 50 gr kroto utuh bersih + 1 putih telur ayam dgn cangkangnya atau cangkang ini diganti pakai 1 tulang sotong atau ragi Fermipan atau ragi tape atau 25 gr teri... untuk sumber khitin. Ditambah 1 gr paya Lalu diblender cepat, beberapa kali sampai puas.... Lalu ditambah 50 cc cairan infus dan tepung AA semaunya, cuma biar pede... ada AA yang esensial dan berpotensi trigger yang murni. Lalu disusutkan dengan pemanasan pakai api kecil, sambil diaduk-aduk mencegah gosong di bawahnya.....
Kemudian diblender lagi supaya homogen, ngga ada gumpalan....
Kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dikukus, supaya steril dan raginya mati....
Perasaan.... sudah ada trigger AA dan khitin....

Proses lainnya...

Membuat "sweetener" pemanis... Ini terinspirasi dari usaha "ikan mas organik" teman.... ikan jadi lapar terus, diberi makannya sampai 8x/hari... Rasa manis memang disukai ikan mas, kalau dari gula asli terutama fruktosa (ikan mas cenderung diabetes..) maka ikan makin suka, karena jadi sumber energi instan. Membuatnya gampang sekali.... 25 gr gula jawa + 25 cc sirup + 25 cc gliserin, diaduk-aduk aja sampai homogen... Pernah pakai madu, pakai gula pasir, pakai fruktosa.... hasilnya sama saja, maka ini sih bisa pake apa saja asal... manis Gliserin juga untuk carrier proses berikutnya....

Proses lanjutnya...

Membuat trigger spices.... Ini terinspirasi dari usaha ikan mas organik, memakai laos (laja)) dan perangsang Beissfix, yang aromanya mirip kayu manis - pala atau anise seed (adas manis). Maka saya membuat parutan laos sekitaran 25-30 gr, kemudian membuat chopperan adas manis, kayu manis dan pala. Adas manis minimal pakainya 30 gr, kayu manis dan pala paling banyak 5 gr. Kemudian semua itu.... laos, adas, kayu manis, pala dan diblender sampai homogen.

Kemudian ditambahkan trigger 'sweetener' diblender lagi sampai halus, masukkan ke kantung plastik dan dikukus supaya steril. Harapannya.... trigger sweetener... gliserin yang juga bisa bertindak menjadi carrier, akan bisa membawa zat dan aroma dalam spices itu. Mungkin terjadi.... karena gliserin, akibat berat jenisnya, dispersi ke dasar kolam, sehingga sering kali, lapak bekasnya menjadi lapak dollar... barangkali ini sekaligus menjawab pertanyaan kang Fauzan Zulkarnaen HD.

Penggunaan spices lainnya.... bumbu mie kering, ginseng, cengkeh, lada, walang, kunyit, jahe dll... pernah dicoba juga, namun ngga nyata mendongkrak hasil, mungkin masalah dosisnya belum kena... Jadi sekarang kita punya 2 bungkus trigger.... trigger AA-khitin dan trigger sweetener - spices...

Proses selanjutnya.....

Membuat sistim emulsi... Bahan yang dipakai.... susu bubuk, biar gampang saya suka pakai susu Dancow aja 1 sachet, lalu kuning telur matang, yang bagus.. kuning telur asin atau kuning telur puyuh...., biasanya saya pakai sekitaran 30 gr. Kuning telur juga sumber trigger... lesitin... Kemudian membuat pasta santan, ini biasanya pakai Kara kemasan piramid aja 1 bungkus, dimasak pakai api kecil sampai jadi pasta, kemudian ditambah butter Weisjmann.... kalau sudah dingin, kemudian diberi soda kue, maksudnya supaya lemaknya jadi kena 'reaksi sabun'. Kalau sudah ditambahkan kiju, kadang pakai Kraft, kadang pakai Parmesan.
Kemudian ditambah tuna in oil, saya suka King Fisher atau Deho aja. Kemudian ditambahkan sabun sereh, ukurannya 1x1x1 cm.
Kemudian ditambah vetsin dan vanili Eh.... kalo bahan di atas ngga ada dosisnya, itu artinya.... masih feeling aja.....yaaa...
Kemudian dirasai dulu... kalo kurang asin... ditambah garam biasa... Kemudian... masukkan ke kantong plastik dan dikukus.... sampai rasanya cukup steril.. Disini ada sistim emulsifier, dispersi minyak dan trigger lesitin, omega 3 dan 6, garam, butirat, glutamat, vanilin dan atsiri sereh....

Sekarang ada 3 bungkus, bungkus protein - AA, bungkus sweetener - spices dan bungkus emulsifier.

Semuanya digabung aja dalam kantong plastik besar, kemudian dipencet-pencet dari luar sampai homogen. Yang penting.... bebas kuman. Kalau saya ngga yakin steril (padahal spices yang dipakai itu sudah ada yang punya efek antibiotika dan antiseptik), saya suka menambahkan pengawet makanan PS 1000, 2 jumput aja. Nah.... ini yang disebut "mud basic" Kalau mau mancing, saya suka mengambil hanya 25 gr "mud basic", kemudian di 'finishing'. Finishing itu...yang pasti ditambahkan..... feromon. Saya pernah pakai Carpa Pheromone buatan Ultrabite, Oracle spray, Halco yang saltwater dan BioEdge. Yang terlihat paling ok... gabungan dengan 2 tetes Carpa Pheromone dengan 2 cm Halco Saltwater, saya suka yang fluoresens, supaya mencet2nya kelihatan bisa homogen.

Kalau ngga pakai itu, ditambah zat warna aja... Kemudian ditambahkan minyak atsiri.... sebetulnya disitu sudah ada atsiri sereh dari sabun sereh. Tapi suka ditambahi lagi nilam atau geranium atau atsiri parfum atau oplosannya, pakainya cuma segores aja. Sementara ini yang suka bagus..... dari oplosan.... Kemudian... tergantung target ikan maka ditambahkan ekstra aroma, kalau ikan ukuran kecil, suka ditambahkan anyiran apa aja, malah kadang2 pake KingFisher... kalau target ikan lebih besar, saya pakaikan oplosan esens yang wangi, saya sekarang punya beberapa dari Budhi BJB, ada 2 macam buatan kang Nug dan Virgin dari kang Tommy.... maaf... takarannya masih kira2... Nnah... mud ini siap deh....

Catatan : ( King Fisher juga ada yang seperti Deho, Tuna in oil....tapi tetap ada minyak sayur dan ada airnya... Minyak sayur akan membawa yang oil base, bisa dispersi lebih cepat dan jauh, tapi bahaya kalo suhu dingin.... Airnya akan membawa anyiran yang jadi water base... Ngga usah dipisahkan keduanya... bisa manfaat semua... Hanya kalo suhu dingin mungkin King Fisher yang Tuna in water lebih manfaat, sayang dispersinya kalah cepat - King Fisher... Tuna in oil.... kalengnya warna hijau King Fisher....Tuna in water... kalengnya warna biru...)


Hatur nuhun,
dr.os
di copypaste ku wilman
copas D'Mancing

No comments:

Post a Comment